China Sukses Lakukan Transplantasi Rahim pada Wanita Tanpa Vagina

Sabtu, 28 November 2015 - 03:25 WIB
China Sukses Lakukan Transplantasi Rahim pada Wanita Tanpa Vagina
China Sukses Lakukan Transplantasi Rahim pada Wanita Tanpa Vagina
A A A
XIAN - Seorang wanita berusia 22 tahun berhasil menerima rahim yang disumbangkan oleh ibunya (bernama Yang) setelah dokter melakukan transplantasi rahim pertama mereka di China.

Ini bakalmemberikan harapan kepada kaum perempuan yang sedang berjuang dengan infertilitas alias ketidaksuburan.

Tapi, prosedur panjang selama 14 jam operasi penanaman rahim yang dilakukan pada 20 November tersebut, menarik reaksi beragam dari masyarakat.

Karena sebuah robot operasi (da Vinci) membantu dalam menghilangkan rahim ibu tadi, sebelum dokter mentransplantasikan rahimnya ke tubuh putrinya, kata Chen Biliang, direktur departemen ginekologi dan kebidanan Rumah Sakit Xijing di Xi'an, tempat di mana operasi tersebut dilakukan.

Sebanyak 38 ahli bedah dari 11 divisi, mengambil bagian dalam operasi yang telah dipersiapkan oleh dokter di rumah sakit tersebut selama dua tahun.

Tim dokter operasi kali ini, bahkan sempat berlatih melakukan prosesnya pada hewan kambing, yang diyakini memiliki kemiripan rahim dengan manusia, kata Chen seperti dilansir dari situs Daily Mail.

Setelah putri ibu tersebut pulih, dokter akan mentransfer embrio beku yang telah dibuahi ke dalam rahim baru, yang memungkinkan dirinya untuk membawa anak biologis.

Embionya sendiri diciptakan oleh putri ibu tersebut dan suaminya dengan menggunakan ‘fertilisasi in-vitro’ sebelum menjalani proses transplantasi.

Adapun operasi transplantasi rahim bukanlah hal baru. Pada tahun 1960, Inggris dan Amerika Serikat mulai bereksperimen dengan transplantasi rahim, namun pada hewan.

Pada tahun 2000, transplantasi rahim manusia pertama di dunia terjadi pada wanita berusia 26 tahun di Arab Saudi. Rahim ditransplantasikan gagal setelah tiga bulan dan harus diangkat lagi akibat gumpalan darah.

Telah dilaporkan bahwa hanya 11 kasus lain dari transplantasi rahim telah dilakukan di dunia, dimana 8 organ telah diselamatkan dan satu telah memunculkan kelahiran bayi.

bayi yang lahir di swedia setelah proses transplantasi rahim

Bayi pertama dikandung dalam rahim transplantasi lahir di Swedia pada bulan Oktober 2014. Ibu anak adalah di antara 9 pasien transplantasi rahim di Swedia.

Pada tahun 2011, penerima transplantasi rahim di Turki mengalami keguguran setelah jatuh hamil melalui ‘fertilisasi in-vitro’.

Cina tidak memiliki statistik yang terbatas tetapi telah diperkirakan bahwa 100.000 menjadi 120.000 dari total perempuan yang lahir setiap tahun di negara itu menderita dari tidak adanya bawaan dari rahim dan vagina.

ibu yang memberi putrinya transplantasi rahim (baju merah) bersama suami putrinya

Nah kalau yang terbaru di China ini adalah wanita berusia 22 tahun, yang menjalani operasi, karena menurut observasi awal tim dokter yang mempersiapkan operasi transplantasi ini pada 2013, wanita ini lahir tanpa rahim dan vagina, plus belum mengalami menstruasi hingga usia 20 tahun.

Namun Yang Hua (bukan nama sebenarnya wanita ini) memiliki ovarium sendiri dan dapat membuat telur. Ibunya kini berusia 43 tahun.

Sementara opini publik tentang transplantasi rahim manusia, agak terbagi di China. Kritikus berpendapat bahwa itu adalah operasi yang rumit dan berisiko.

"Bagaimana Anda bisa menghubungkan pembuluh darah yang kompleks? Akankah obat anti-penolakan dapat membahayakan janin?," tanya seseorang.

Sedang yang lainnya menunjukkan bahwa transplantasi rahim, yang tidak ditujukan untuk menyelamatkan hidup tetapi meningkatkan kualitas, tidak sepadan dengan risikonya.

Tim dokter usai proses operasi transplantasi rahim memeriksa kondisi Yang Hua (duduk).

Kabar terakhir yang dilansir dari situs AsiaOne dan South China Morning Post, menyebut tim dokter telah melakukan cek kondisi kesehatan kedua pasien, baik pendonor maupun yang didonor pasca operasi. Tim dokter dari rumah sakit memastikan kondisi mereka dalam keadaan normal.

“Saya merasa putus asa usai diagnosis awal, namun kini telah melihat sebuah harapan besar ketika dokter mengatakan kepada saya, bahwa saya masih bisa memiliki anak dengan menerima transplantasi rahim,” sembur Yang Hua.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0133 seconds (0.1#10.140)